106-metode-penelitian-pengertian-tujuan-jenis

Ibuprofen

Untuk apa ibuprofen?

Ibuprofen adalah obat dengan fungsi untuk meredakan nyeri, akibat berbagai kondisi seperti:

  • sakit kepala
  • sakit gigi
  • sakit punggung
  • nyeri haid
  • nyeri otot
  • asam urat
  • arthritis
  • peradangan lainnya pada tubuh

Obat ini juga digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu. Ibuprofen adalah golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat alami dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.

Ketika merasakan sakit, nyeri, atau mengalami peradangan, tubuh akan secara alami menghasilkan zat kimiawi yang disebut dengan prostaglandin. Ibuprofen mempunyai kemampuan untuk menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh, sehingga rasa nyeri pun hilang.

Jika Anda mengobati kondisi kronis seperti arthritis, konsultasikan dengan dokter mengenai terapi non-obat dan/atau menggunakan obat lain untuk mengobati nyeri Anda.

Bagaimana aturan minum ibuprofen?

Bacalah panduan obat dan Brosur Informasi Pasien yang disediakan apotek jika ada, sebelum Anda mendapatkan obat ini dan setiap kali Anda membeli ulang. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.

Minumlah ibuprofen, biasanya setiap 4-6 jam, dengan segelas air (240mL) kecuali jika dokter menganjurkan berbeda. Jangan berbaring selama minimal 10 menit setelah meminum obat. Jika Anda mengalami sakit perut saat menggunakan obat ini, barengi dengan makanan, susu, atau antasida.

Dosis selalu diberikan berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan bagaimana Anda merespons terapi. Untuk menurunkan risiko perdarahan lambung dan efek samping lain, gunakan dosis obat efektif paling rendah sesingkat mungkin.

Jangan meningkatkan dosis atau menggunakannya lebih sering dari yang dianjurkan dokter atau label kemasan. Untuk kondisi tertentu, seperti arthritis, penggunaan obat membutuhkan waktu hingga 2 minggu secara teratur hingga manfaatnya terasa.

Ingatlah bahwa obat nyeri bekerja dengan baik jika segera dikonsumsi ketika rasa nyeri muncul. Jangan menunggu sampai nyerinya menjadi hebat. Obat mungkin saja tidak bekerja dengan baik.

Jika kondisi Anda tidak membaik atau malah memburuk, segera berkonsultasi ke dokter. Apabila Anda mengonsumsi obat ibuprofen nonresep (obat bebas) untuk mengobati demam atau nyeri pada diri sendiri/anak Anda, konsultasikan ke dokter jika demam tak hilang setelah 3 hari. Segera ke dokter pula jika nyeri yang Anda rasakan bertahan lebih dari 10 hari.

Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Bagaimana cara menyimpan obat ini?

Ibuprofen paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan menyimpan obat ini di kamar mandi atau membekukannya. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.

Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.

Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Dosis Ibuprofen

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Bagaimana dosis ibuprofen untuk orang dewasa?

Berikut adalah dosis ibuprofen yang direkomendasikan untuk orang dewasa:

Nyeri haid

Untuk mengatasi nyeri haid, dosis yang diperlukan, yakni 200-400 mg secara oral setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.

Pasien osteoarthritis

Dosis yang direkomendasikan untuk pasien osteoarthritis adalah 400-800 mg secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.

Pengidap rheumatoid arthritis

Orang dengan rheumatoid arthritis dianjurkan untuk mengonsumsi 400-800 mg secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.

Nyeri atau rasa sakit ringan hingga sedang

  • Oral: 200-400 mg secara oral setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
  • Lewat infus: 400-800 mg melalui infus selama 30 menit setiap 6 jam sesuai kebutuhan.

Demam

  • Oral: 200-400 mg secara oral setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
  • Lewat infus: dosis awal sebesar 400 mg melalui infus selama 30 menit. Dosis lanjutan sebesar 400 mg setiap 4-6 jam, atau 100-200 mg setiap 4 jam sesuai kebutuhan.

Bagaimana dosis ibuprofen untuk anak-anak?

Berikut adalah dosis ibuprofen yang direkomendasikan untuk anak-anak:

Demam pada anak

Usia 6 bulan hingga 12 tahun: 10 mg/kg/dosis secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.

Nyeri pada anak

Usia 6 bulan hingga 12 tahun: 4-10 mg/kg secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal harian yang dianjurkan, yaitu 40 mg/kg.

Rheumatoid arthritis pada anak

Usia 6 bulan hingga 12 tahun

Normal: 30-40 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi. Mulai dari dosis terendah dan titrasi. Pasien dengan penyakit lebih ringan dapat diobati dengan dosis 20 mg/kg/hari.

Fibrosis kistik pada anak

  • Dosis ibuprofen untuk anak dengan fibrosis kistik. Oral: kronis/menahun (lebih dari 4 tahun) 2 kali sehari disesuaikan untuk mempertahankan konsentrasi serum 50-100 mcg/mL berkaitan dengan perlambatan perkembangan penyakit pada pasien anak dengan penyakit paru ringan.
  • Dosis ibuprofen untuk anak dengan Patent Ductus Arteriosus. Ibuprofen lysine: usia kehamilan ≤32 minggu, BB lahir: 500-1500 g, dosis awal: 10 mg/kg, diikuti dengan 2 dosis 5 mg/kg setelah 24 dan 48 jam

Dalam dosis apakah obat ini tersedia?

Suspensi, Oral: 100 mg/5 mL.

Efek samping Ibuprofen

Efek samping apa yang dapat dialami karena ibuprofen?

Sebagian besar obat-obatan dapat menimbulkan terjadinya efek samping pada orang-orang tertentu setelah dikonsumsi. Hal ini juga berlaku pada obat ibuprofen.

Efek samping yang umum terjadi dan bersifat ringan dari ibuprofen adalah:

  • sakit perut, maag, diare, sembelit
  • kembung
  • pusing, sakit kepala, gugup
  • gatal atau ruam kulit
  • telinga berdenging

Selain efek samping di atas, tidak menutup kemungkinan Antalgin bisa memicu terjadinya reaksi alergi obat. Cari bantuan tenaga medis segera jika Anda mengalami reaksi alergi sebagai berikut:

  • gatal-gatal
  • ruam kulit parah
  • kesulitan bernapas
  • bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan

Hentikan penggunaan obat dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius dari ibuprofen, seperti:

  • nyeri dada, lemas, sesak, bicara melantur, masalah penglihatan atau hilang keseimbangan
  • feses berwarna hitam, berdarah, atau memiliki tekstur cair dan lengket, batuk darah atau muntah seperti kopi
  • bengkak atau berat badan naik drastis
  • sulit atau jarang buang air kecil
  • mual, nyeri perut atas, gatal, tidak napsu makan, urin gelap, BAB dempul, sakit kuning (kulit atau mata menguning)
  • demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan lepuhan, mengelupas, dan ruam kulit merah
  • memar, kesemutan berat, baal, nyeri, lemah otot; atau
  • sakit kepala berat, kaku leher, menggigil, peningkatan sensitivitas pada cahaya, dan/atau kejang (konvulsi)

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan Perhatian

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan ibuprofen?

Sebelum menggunakan obat tertentu, pertimbangkan risiko dan manfaatnya terlebih dahulu. Ini adalah keputusan yang harus dibuat Anda dan dokter Anda. Untuk obat ini, perhatikan hal berikut:

1. Alergi

Beri tahu dokter jika Anda mengalami reaksi tak biasa atau alergi pada obat ini atau obat lain. Beri tahu dokter juga jika Anda memiliki alergi tipe lain seperti pada makanan, pewarna, pengawet, atau alergi hewan. Untuk produk tanpa resep, baca label pada kemasan secara saksama.

2. Lansia

Penelitian memadai hingga saat ini tidak menunjukkan masalah yang spesifik pada pasien lanjut usia yang akan membatasi efektivitas ibuprofen pada lansia. Namun, pasien lanjut usia lebih mungkin menderita masalah yang berhubungan dengan otot, yang mungkin perlu diperhatikan oleh pasien lansia yang mengonsumsi ibuprofen.

Apakah obat ini aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai apakah ibuprofen aman untuk ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA). Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:

  • A = Tidak berisiko
  • B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
  • C = Mungkin berisiko
  • D = Ada bukti positif dari risiko
  • X = Kontraindikasi
  • N = Tidak diketahui

Interaksi Obat Ibuprofen

Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan ibuprofen?

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.

Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.

Beri tahukan pada dokter semua obat yang Anda gunakan, khususnya:

  • aspirin atau NSAID lainnya (naproxen, celecoxib, diclofenac, meloxicam)
  • obat jantung dan tekanan darah (benazepril, enalapril, lisinopril, quinapril)
  • lithium (Eskalith, Lithobid)
  • diuretik seperti furosemide (Lasix)
  • methotrexate (Rheumatrex, Trexall)
  • steroid (prednison)
  • pengencer darah seperti warfarin (Coumadin, Jantoven)

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan obat ini?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi.

Merokok atau mengonsumsi alkohol dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan Ibuprofen?

Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa memengaruhi penggunaan obat ini. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan lain.

Beberapa kondisi medis seseorang yang meminum ibuprofen harus dalam pengawasan, bahkan jika orang tersebut mengalami penyakit tertentu, ia tidak boleh minum ibuprofen.

Anda tidak boleh minum ibuprofen jika mengalami:

  • gagal jantung yang parah
  • penyakit hati yang akut
  • memiliki riwayat peradangan atau luka di saluran pencernaan
  • mempunyai riwayat alergi terhadap obat berjenis NSAID

Anda harus di bawah pengawasan dokter dalam mengonsumsi ibuprofen apabila mengalami:

  • asma
  • mempunyai gangguan pada ginjal atau hati
  • lupus
  • penyakit Crohn
  • hipertensi
  • stroke
  • memiliki masalah pada jantung, seperti pernah serangan jantung atau mengalami angina pektoris
  • pernah mengalami perdarahan pada bagian perut

Overdosis Ibuprofen

Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis?

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Gejala-gejala overdosis, yaitu:

  • pusing
  • bibir, mulut dan hidung berwarna biru
  • napas lambat atau berhenti secara singkat
  • pergerakan mata yang cepat dan tidak terkontrol

Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

Sumber: Hellosehat.com