Sel Darah Putih : Pengertian, Fungsi, Ciri, Jenis dan Kekurangan Adalah sel lain yang terdapat dalam darah. Fungsi umum sel darah putih ini ini sangat berbeda dengan SDM dan berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu.Sel darah putih adalah sel lain yang terdapat dalam darah. Fungsi umum sel darah putih ini ini sangat berbeda dengan SDM. Sel darah putih atau leukosit (Leukocyte) ini umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu. Meskipun demikian, bila dilihat kembali kemahluk hidup yang lebih sederhana, leukosit ini hanya merupakan spesialisasi dari fungsi pertahanan tubuh, seperti yang dijalankan oleh sel-sel pengembara (wanderring cells).
Sel pengembara ini berfungsi membawa makanan dari tempat penyerapan keseluruh tubuh, membawa bahan buangan dalam arah sebaliknya dan mempertahankan tubuh dari benda dan sel asing. Leukosit ini merupakan sel darah yang mengkhususkan diri, tercermin dari asal usulnya, yang sama dengan SDM, yaitu sel-sel “akar†(stem cells) yang terus menerus membelah didalam sumsum tulang. Jumlah normal leukosit mempunyai rentangan yang cukup luas, yaitu antara 5.103-104/mL.
Jumlah leukosit didalam darah tidaklah sebanyak SDM. Leukosit berada dalam jumlah antara 0,1-0,2% dari jumlah SDM. Untuk menjelaskan kenyataan tersebut, perlu diingat bahwa tubuh memerlukan oksigen tiap saat dan dalam jumlah yang besar. Untuk itu, diperlukan pembawa khusus, yang tidak melakukan fungsi lain. Ini dipenuhi oleh SDM yang berada dalam jumlah yang besar. Selain itu, untuk menjamin fungsi tunggal ini, SDM merupakan sel yang telah berdiferensiasi sempurna dan sekaligus merupaka sel akhir (end cells).
Sebaiknya, leukosit tidaklah diperlukan tiap saat diseluruh tubuh. Sel ini hanya diperlukan ditempat-tempat terjadinya konflik dengan benda asing. Untuk menghadang benda atau sel asing disuatu tempat tertentu, leukosit dapat dikerahkan dari tempat lain dalam aliran darah kesana. Apabila benda asing tersebut cukup banyak atau penanganannya memerlukan suatu jangka waktu tertentu, sebagian dari leukosit dapat memperbanyak diri dengan mitosis diluar jaringan sumsum tulang. Leukosit yang serupa ini bukanlah sel akhir. Jelaslah, mengapa leukosit dibuat dalam perbandingan yang jauh lebih kecil dari pada SDM, walaupun keduanya mengekspresikan 2 fungsi yang berbeda dari sel pengembara pada makhluk metazoa yang lebih sederhana (Mohamad Sadikin, 2001).
Sel darah putih merupakan komponen selular penting dalam darah yang berperan dalam sistem kekebalan. Dikenal adanya 3 jenis sel darah putih, yaitu limfosit (baik B maupun T), granulosit (neutrofil, eosinofil dan basofil) dan monosit. Ketiganya berasal dari dua garis keturunan asal sel stem hematopoietic multipoten yang sama, limfosit berasal dari garis keturunan progenitor limfoid, sedangkan granulositdan monosit berasal dari garis keturunan progenitor myeloid. Limfosit B berfungsi menghasilkan antibodi, sedangkan limfosit T berperan utama dalam berbagai mekanisme imun selular seperti membunuh sel-sel yang terinfeksi virus atau sel-sel kanker. Dalam sel darah tepi, jumlah sel darah putih relatif paling sedikit dibandingkan dengan dua sel darah lainnya dengan masa hidup selama 13-20 hari.
Pada orang dsewasa normal, jumlah keseluruhan sel darah putih adalah sekitar 4.500-10.000 per mcl dengan presentasi limfosit 25-35%, granulosit neutrophil (segmen) 50-70%, basophil 0,4-1%, eosinophil 1-3% dan monosit 4-6%. Pada keadaan tertentu karena gangguan kesehatan jumlah leukosit dapat mengkat disebut leukositosis dan sebaliknya dapat menurun disebut leucopenia.
Sebagaimana halnya dengan sel darah merah, pada membran sel darah putih juga terdapat antigen-antigen. Selain antigen sistem golongan darah, pada sel darah putih dikenal adanya antigen leukosit yang menyerupai antigen kompleks histokompatibilitas utama (Major Histocompatibility Complex, MHC) pada tikus. Sistem antigen leukosit yang kemudian dikenal sebagai antigen manusia (Human Leukocyte Antigen, HLA) ini terbukti kelak sangat kompleks dan dikatakan sebagai sistem polimorfisma genetik paling rumit pada manusia (Abdul Salam, 2012).
Bentuk dan sifat dari sel darah putih (leukosit) berbeda dengan eritrosit. Bentuknya bening, tidak berwarna, lebih besar dari eritrosit, dapat berubah dan bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel, banyaknya antara 6000-9000/mm3. Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara menghancurkan patogen (kuman, virus, dan toksin). Sebagai pertahanan tubuh dikerahkan ketempat-tempat infeksi dengan jumlah berlipat ganda.
Leukosit dapat bergerak dari pembuluh darah menuju jaringan, saluran limfe dan kembali lagi kedalam aliran darah. Leukosit bersama sistem magrofag jaringan atau sel retikuloendotel dari hepar, limpa, sumsum tulang, alveoli paru, mikroglia otak dan kelenjar getah bening melakukan fagositosis terhadap kuman dan virus yang masuk. Setelah didalam sel kuman/virus dicerna dan dihancurkan oleh enzim pencernaan sel (Syaifuddin, 2006).
https://www.gurupendidikan.co.id/sel-darah-putih/