106-metode-penelitian-pengertian-tujuan-jenis

Uji Daya Hambat Air Rebusan Lengkuas Merah

UJI DAYA HAMBAT AIR REBUSAN LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata (k) schum) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichopyton mentagrophytes

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang

Dewasa ini berbagai bidang pengobatan semakin mengalami perkembangan, termasuk bidang pengobatan tradisional. Bahkan kini tumbuh kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan pengobatan tradisional atas kesadaran untuk kembali ke alam sebagai bagian dari penerapan pola hidup alami. Kekayaan tumbuhan obat yang tersedia mendukung pemanfaatan pengobatan tradisional tadi. Sekarang yang sangat dibutuhkan tentunya informasi dan penyebarluasan pengetahuan mengenai bermacam tumbuhan tersebut, karena kurang memasyarakatnya pengobatan tradisional selama ini tidak terlepas dari kemungkinan kurangnya informasi mengenai pengobatan tradisional atau tumbuhan obat (Wijayakusuma, 2007).

Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah (2013) megatakan pengobatan herbal yang berasal dari kearifan lokal memiliki banyak manfaat jika diberikan kepada pasien dengan baik dan tidak bertentangan dengan pengobatan medis. Tentunya tidak semua pengobatan tradisional atau herbal dapat diaplikasikan bersamaan dengan pengobatan modern tapi kita perlu melakukan riset terlebih dahulu. Sebagai langkah pertama untuk merealisasikan program tersebut, Dinas Kesehatan Bangka Tengah telah meminta puskesmas-puskesmas untuk memiliki kebuntanamanobattradisional.

Salah satu tanaman yang berkhasiat obat adalah lengkuas merah, karena dapat mengobati sakit gigi, sakit tenggorokan, demam, bercak-bercak di kulit, menghilangkan bau mulut dan bau badan, obat diare, obat rematik, dan menambah nafsu makan (Utami, 2008). Lengkuas merah mengandung senyawa antijamur seperti eugenol, galangin, kaempferid, dan kuersetin yang dapat menyebabkan ketidakteraturan pada membran sitoplasma jamur (Depkes, 2006).

Hasil penelitian Rizka (2006), menunjukkan bahwa jamur T. mentagrophytes dan M. canis dapat terhambat dengan baik pada konsentrasi ekstrak lengkuas 5%. Konsentrasi ekstrak minimum untuk menghambat

pertumbuhan T. mentagrophytes adalah sebesar 0,5% dan pada konsentrasi ekstrak 10% diperoleh diameter hambatan maksimum. Konsentrasi ekstrak minimum untuk menghambat pertumbuhan M. canis adalah sebesar 0,3% dan pada konsentrasi ekstrak 5% diperoleh diameter hambatan maksimum

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian Uji Daya hambat Lengkuas Merah (Alpinia purpurata (K) Schum) terhadap Pertumbuhan Trichopyton mentagrophytes.

Rumusan Masalah

Apakah air rebusan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum) dapat menghambat pertumbuhan Trichopyton mentagrophytes ?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui zona hambatan air rebusan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum) dalam menghambat pertumbuhan Trichopyton mentagrophytes.

Manfaat Penelitian

Untuk menambah wawasan, dan ilmu pengetauan peneliti dalam bidang analis kesehatan khususnya dibidang Mikrobiologi dan sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat kabupaten Bangka Tengah tentang manfaat air rebusan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum) sebagai obat anti jamur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lengkuas Merah

  • Pengenalan Lengkuas Merah

Lengkuas Merah dengan nama ilmiah (Alpinia purpurata (K) Schum.) merupakan tumbuhan yang memiliki tinggi batang 2-2.5 meter. Lengkuas merah dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1.200 meter di atas permukaan laut. Lengkuas merah mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah, daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun, bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan, rimpang lengkuas merah selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas (Utami, 2008).

  • Manfaat dan Kandungan Kimia Lengkuas Merah (Alpinia purpurata (K) )

Menurut Trilaksini (2005), lengkuas merah mempunyai kandungan kimia antara lain : Saponin, tannin, flavonoid, minyak atsiri, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning. Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lainnya disebutkan, lengkuas merah memiliki sifat antijamur dan antikembung. Efek farmakologi umumnya diperoleh dari rimpang pada lengkuas yang mengandung basonin, eugenol, galangan dan galangol. Eugenol inilah yang bermanfaat sebagai antijamur.

  • Trichophyton mentagrophytes
    • Klasifikasi dan Morfologi Trichophyton mentagrophytes

Kingdom fungi, phylum ascomycota, class euascomycetes, order onygenales, family arthrodermataceae, genus Trichophyton,

spesies Trichophyton mentagrophytes. Bentuk makroskopis Trichophyton mentagrophytes seperti tenunan lilin, berwarna putih sampai putih kekuningan yang agak terang atau berwarna violet merah. Kadang bahkan berwarna pucat kekuningan dan coklat. Karakter jamur ini merupakan jamur filamentous yang menyerang kulit yang menggunakan keratin sebagai nutrisinya. Keratin adalah protein utama dalam kulit, rambut dan kuku, (Entjang, 2003)

  • Patogenitas Trichophyton mentagrophytes

Trichophyton mentagrophytes merupakan jamur penyebab tinea kruris, Tinea pedis, dan tinea unguium. Jamur ini memiliki habitat di kulit, kuku, rambut, dan jaringan lain yang mengandung sel tanduk. Epidemiologi dari jamur ini yaitu di daerah iklim sedang dan iklim dingin serta pada daerah tropis. Trichophyton mentagrophytes menginfeksi penderita melalui paparan langsung dari hewan atau koloni fungus di permukaan kulit, kuku, dan rambut, (Maria, 2007)

Pada Tinea kruris akan terdapat gejala pada kulit inguinal dan perineum. Sedangkan pada Tinea pedis gejala terdapat di kulit kaki yang gejalanya tidaklah khas. Tinea unguium gejalanya pada permukaan kuku tidak rata dan rapuh. Penegakkan diagnosis dicapai dengan cara pemeriksaan langsung kulit, kuku, dan rambut dalam KOH 6%. Selain itu dapat pula dilakukan pembiakan dalam agar Sabarround. Penyakit- penyakit diatas dapat diobati menggunakan sulfur, salicilat, imidazol, dan katekonazol (Maria, 2007)

Cara Penularan

Cara penularan terjadi akibat kontak langsung dengan sumber penularan, baik orang maupun binatang yang terkena sakit serta lingkungan yang mengandung spora jamur, misalnya tempat mandi. Selain itu juga, infeksi ini dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita dan barang-barang penderita seperti sisir, pakaian dan handuk.

Kebersihan diri yang buruk serta kelembaban yang tinggi juga dapat meningkatkan terjangkitnya penyakit. Infeksi jamur pada kuku berhubungan dengan jamur pada kaki dimana terjadi invasi jamur kaki ke kuku yang sulit diobati pada waktu singkat (Arthursimon, 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen secara in vitro.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari 2019 di laboratorium Mikrobiologi Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Jurusan Analis Kesehatan Yayasan Abdurrab Pekanbaru.

Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah air rebusan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum.) yang di ambil dari kebun tanaman obat Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Jurusan Analis Kesehatan Yayasan Abdurrab Pekanbaru

Bahan, Media dan Alat Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum.), strain Trichophyton mentagrophytes NaCl 0,9% steril (kontrol negatif) dan disk metronidazol (kontrol positif), alkohol 70%, dan potato dextrose agar (PDA) sebagai medium uji daya hambat.

Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, autoclave, Oven, gelas ukur, erlenmeyer, lampu spritus, labu ukur, pipet ukur, gelas objek, ose cincin, mikroskop, inkubator, batang pengaduk, kapas, disk kosong, spatula, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, kompor gas, jangka sorong, dan kapas lidi steril.

Prosedur Kerja

Sterilisasi Alat

  1. Cuci alat sampai bersih kemudian keringkan
  2. Bungkus alat tersebut dengan kertas
  3. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 1500C selama 1 jam
  4. Setelah 1 jam keluarkan alat tadi dan dinginkan

Pembuatan Media PDA

  1. Timbang media PDA 3.9 gram merek Oxoid masukkan kedalam (pemakain sesuai petunjuk kit: 39gr/L)
  2. Tambahkan 100ml aquadest, homogenkan
  3. Masukkan media tersebut ke dalam autoclave
  4. Sterilkan selama 15 menit pada suhu 1210C
  5. Setelah cukup waktu matikan autoclave, biarkan suhu turun
  6. Keluarkan media dari autoclave dan masukkan media tersebut ke dalam Petri disk steril

Pembuatan Air Rebusan Lengkuas Merah

  1. Ambil rimpang lengkuas merah secukupnya, cuci dan rajang kecil- kecil
  2. Timbang sebanyak 100 gram masukkan ke dalam Erlenmeyer, tambahkan aquadest sebanyak 100 ml
  3. Panaskan diatas hotplate, hitung waktu suhu mencapai 900C sambil diaduk sekali-kali
  4. Saring bahan selagi panas

Pengujian Daya Hambat Jamur

  1. Ambil strain jamur dengan ose masukkan ke dalam NaCl 0.9% lakukan hingga keruh
  1. Celupkan kapas lidi steril ke dalam tabung, peras pada dinding tabung
  2. Inokulasi pada media PDA sampai rata
  3. Biarkan media selama 5 - 15 menit supaya suspensi ke dalam agar
  4. Ambil disk kosong celupkan pada air rebusan lengkuas merah
  5. Letakkan pada permukaan media PDA dan diberi tekanan sedikit
  6. Ambil disk metronidazol sebagai kontrol dan kontrol negatif tempelkan pada permukaan media PDA
  7. Inkubasi selama 5 hari suhu 370C dan ukur berapa besar zona hambatan yang terbentuk dengan penggaris

Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan dibahas secara deskriptif

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Setelah dilakukan penelitian uji daya hambat air rebusan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum) terhadap pertumbuhan Trichopyton mentagrophytes, ditemukan adanya zona hambatan pada aktifitas air rebusan lengkuas merah seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Hasil uji daya hambat air rebusan lengkuas merah

Konsentrasi perlakuan sampel dan kontrol

Perlakuan sampel 1

Perlakuan sampel 2

Perlakuan sampel 3

Nilai Rata- rata

Air perasan lengkuas merah

20 mm

20 mm

20 mm

20 mm

Metronidazol

19 mm

17 mm

17 mm

17,6 mm

Aquadest 6 mm 6 mm 6 mm 6 mm

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, air perasan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum) mempunyai efek menghambat pertumbuhan Trichopyton mentagrophytes yang ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar disk yang telah dicelupkan ke dalam air rebusan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum).

Pada perlakuan sampel didapatkan nilai rata-rata zona bening adalah 20 mm, nilai rata-rata zona bening metronidazol adalah 17,6 mm dan aquadest 6 mm (tidak terjadi zona bening). Adanya daerah bening di sekitar disk menunjukkan bahwa air perasan lengkuas merah mempunyai daya antijamur terhadap Trichopyton mentagrophytes. Zona bening ini menunjukkan bahwa air rebusan lengkuas merah mempunyai daya antijamur. Efek anti jamur ini disebabkan oleh beberapa faktor kandungan yang terdapat di dalam air rebusan lengkuas merah, yaitu eugenol, galangin, kaempferid, dan kuersetin yang dapat menyebabkan ketidakteraturan pada membran sitoplasma jamur.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Air rebusan lengkuas merah (Alpinia purpurata (K) schum) dapat menghambat pertumbuhan Trichopyton mentagrophytes dibuktikan dengan adanya zona bening di sekitar disk air rebusan lengkuas merah yaitu 20 mm.

Saran

Untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar melakukan penelitian

terhadap lengkuas merah pada berbagai konsentrasi macam, bakteri ataupun jamur yang berbeda baik secara In vitro maupun secara In vivo dan bagi masyarakat diharapkan untuk menjaga dan memanfaatkan obat-obatan tradisional dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.

The online FancyText generator will make your words stand out when posting on social media.