106-metode-penelitian-pengertian-tujuan-jenis

Pengaruh Pembelajaran Leadership Dalam Membentuk Karakter Siswa

PENGARUHPEMBELAJARAN LEADERSHIP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DISMK ABDURRAB PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN

  • Latar belakang

Setelah 74 tahun kemerdekaan RI tahun ini menggambil tema “SDM UNGGUL, INDONESIA MAJU“ yang juga merupakan salah satu visi Presiden JokoWidodo, dan fokus penggembangannya adalah SDM sebagai kunci Indonesia maju, dengan konteks SDM mengarah kepada kebutuhan industri sebenarnya tidak ada masalah dengan sektor industri, karena hal itu mutlak, mau tidak mau kita harus menghadapinya.

Jika minset dan kurikulum pendidikan di Indonesia masih tentang kebutuhan industrilisasi,maka yang akan akan di dapat generasi muda hanya seputar etos kerja ,dimana dalam praktiknya dilapangan akan dibalut dengan hal- hal buruk lainnya, seperti keserakahan, karena mindset yang ditanamkan kurang tepat. Istilah sumber daya manusia yang sesungguhnya dan yang lebih pentingyaitu membahas tentang kepribadian manusia, seperti kasih sayang sosial, empati toleransi, akhlak, dan tasamuhnya.Jika mindset tersebut berhasil ditanamkan sejak dini (TK,SD,SMP), maka di jenjang selanjutnya, generasi muda Indonesia sudah siap diberi materi dan keahlian yang berbau industrilisasi.

Kurikulum atau rencana belajar adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Salah satu fungsi kurikulum adalah rangka untuk mencapaitujuan pendidikan nasional.

SMK Abdurrabmerupakan salah satu sekolah di Pekanbaru berada di Jalan Delima No. 149 Kecamatan. Tampan, Kelurahan Tobek Godang, Kota Pekanbaru Provinsi Riau. SMK Abdurrab Pekanbaru menerapkan mata pelajaran leadership untuk mengembangkan karakter siswa/i. Leadership dalam bahasa Indonesia artinya kepemimpinan yaitu suatutahapan memberikan pengaruh atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam usaha mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.Dalam kehidupan sehari-hari peran pemimpin sangat

dibutuhkan agar sebuah perusahaan tetap pada track untuk mencapai tujuan sehingga, seorang pemimpin akan membawa arah yang lebih baik.

Pembelajaran Leadership di sekolah sangat dibutuhkan untuk membentuk skill dan karakter siswa.Karakter adalah watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian yang membedakan seorang individu dengan individu lainnya. Atau karakter dapat di katakan juga sebagai keadaan yang sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang membedakan antara dirinya dengan individu lain. Beberapa nilai- nilai karakter antara lain hubungan dengan Tuhan, nilai hubunganya dengan sesama seperti menghargai hak dan kewajiban orang lain, selalu patuh terhadap peraturan sosial, sopan dan santun, menghargai karya dan prestasi orang lain serta demokratis dan nilai hubungannya dengan diri sendiri.

Menurut penelitian Syafi’(2018) tentang model pengembangan karakter Leadership siswa Sekolah Dasar Alam Insan Mulia Surabaya dengan tiga langkah yaitu mengenal jadi diri siswa sebagai khalifatullah fil ard, integrasi dalam pembelajaran dan pembiasaan-pembiasaan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh Pembelajaran Leadership dalam Membentuk Karakter Siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru”.

Rumusan Masalah

Adakah pengaruh pembelajaran leadership terhadap pembentukan karakter siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran Leadership terhadap pembentukan karakter siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru.

Manfaat Penelitian

  • Bagi Penulis

Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang pengaruh pembelajaran Leadership terhadap pembentukan karakter siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru.

Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pembelajaran Leadership dapat mengembangkan karakter siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru.

Bagi Institusi

Memberikan referensi bahan program yang dapat membantu membangun karakter unggul bagi para pelajar di Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI

  • Leadership
    • Definisi

Kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok. Berdasarkan beberapa pemahaman yang ada, pemimpin berkarakter dapat diartikan sebagai seorang pemimpin yang mengedepankan penggunaan hati, nurani melandasi pemikiran, sikap dan perilakunya, serta memiliki daya dorong dan daya juang yang tinggi atau sangat untuk mewujudkan kebajikan yang diyakininya.Oleh karena itu, seseorang pemimpin berkarakter senantiasa menempatkan dirinya untuk memelihara dan meningkatkan keunggulan yang ada pada dirinya serta konsisten dan konsekuen mengandalkan prinsip-prinsip, norma-norma kepemimpinan menjadi pedomannya(Syafi’, 2018).

Fungsi program Leadership

Leadership memiliki beberapa fungsi antara lain yaitu:

  1. Menjaga integrasi dan koordinasi dalam sebuah organisasi agar dapat berjalan secara
  2. Membuat rumusan tujuan organisasi atau institusi dan juga menentukan sarana dan cara-cara yang efektif untuk meraih tujuan
  3. Mengadakan perubahan, revisi, inovasi pengembangan dan juga penyempurnaan di dalam
  • Manfaat Program Leadership

Adapun manfaat leadership adalah :

  1. Melatih kepemimpinan lebih efektif dimulai sejak masa kecil, khususnya pada masa-masa
  1. Membentuk Skill dan Karakter
  2. Leadership atau kepemimpinan akan membangun karakter dan melatih skill Semakin cepat dilatih maka semakin banyak dan kuat karakter yang terbentuk serta skill yang dikuasai.Sebuah penelitian menunjukkan bahwa masa anak-anak adalah masa windows of opportunity.Pada masa ini, daya tangkap mereka sangat tinggi dan otak mereka dapat menyerap banyak hal melalui pengalaman. Sangat berbahaya jika para siswa menyerap hal-hal yang negatif dan tidak membangun. Karena itu, sekolah sebagai institusi harus menyiapkan pengalaman yang akan bermanfaat bagi siswa.
  3. Belajar berorganisasi

Organisasi adalah salah satu sarana tepat untuk melatih kepemimpinan.Sekolah dan universitas sebagai institusi pendidikan harus mempersiapkan sarana bagi siswa untuk dapat berorganisasi. Dalam dunia bisnis nanti, kualitas para siswa sebagai pemimpin akan dilihat dan diuji. Orang akan lebih tertarik dengan pengalaman mereka daripada diri mereka sendiri. Dengan berorganisasi, mereka dapat mempraktikan secara langsung semua skill yang telah dipelajari, khususnya kerjasama tim (teamwork), sehingga mereka siap untuk menjadi pemimpin di masa depan.

  1. Membangun kepercayaan diri

Leadership semasa dini akan menumbuhkan rasa percaya diri. Para siswa tidak akan pernah berani memimpin jika tidak pernah memegang tanggung jawab. Karena itu, adanya pelatihan leadership di sekolah akan melatih keberanian dan kepercayaan diri dalam memimpin. Semakin sering mereka memimpin, maka akan semakin terbiasa untuk memegang kendali. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk menjadi pemimpin handal di masa depan.

  • Bentuk-bentuk Latihan Leadership

Latihan leadership (kepemimpinan) dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.Berikut merupakan bentuk-bentuk pelatihan yang cukup efektif untuk diterapkan bagi siswa.

  1. Seminar

Pemimpin yang sukses tidak hanya dilihat dari banyak hal yang dia dilakukan, namun juga dari pemikiran dan karakternya.Seminar memperlengkapi pemikiran siswa dengan teori yang aplikatif dan pengalaman. Meskipun praktik merupakan hal penting, namun teori juga berdampak bagi pertumbuhan karakter dan skill siswa di masa depan. Pastikan untuk memilih tema-tema kepemimpinan yang sesuai dengan siswa.

  1. Proyek

Salah satu cara melatih kepemimpinan semasa dini adalah melalui proyek. Proyek yang diberikan dapat berkaitan dengan apa yang dipelajari. Proyek yang terus dilakukan oleh siswa akan membentuk karakter mereka. Anda juga dapat memberikan target serta reward (penghargaan) kepada para murid untuk memotivasi mereka.

  • Workshop

Workshop merupakan perpaduan antara praktik dan teori.Jika seminar lebih membicarakan teori dan hal-hal yang lebih umum, maka workshop lebih membicarakan hal-hal teknis dalam ruang lingkup yang lebih spesifik.

  1. Camp

Camp adalah bentuk latihan kepemimpinan yang paling disukai karena dilakukan di luar lingkungan pendidikan. Dalam camp, siswa tidak hanya sekedar latihan, tapi mereka diberi kesempatan untuk mengaplikasikan

langsung apa yang telah mereka pelajari. Camp berperan besar dalam membentukkemampuan memimpin dan teamwork seseorang. Selama camp, melalui berbagai misi serta permainan outbound, Anda dapat mengetahui tipe pemimpin seperti apa siswa Anda dan sejauh mana skill yang telah dikuasai.

Karakter

  • Pengertian KarakterSiswa

Menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial, hal ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Menurut UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : "Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan / latihan bagi peranannya di masa yang akan datang". No. 20 tahun 2003 : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”.

Karakter adalah nilai-nilai dan pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan- tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural dan refleks (Hendrawan, 2009). Karakter adalah potret diri seseorang yang sesungguhnya, yang baik maupun buruk, apa yang dilakukan saat orang lain tidak memperhatikannya, sekumpulan perilaku saat tampil di depan umum

ataupun sedang sendiri yang dirangkai secara konsisten dalam kehidupan, pola perilaku baik atau buruk yang dilakukan berulang-ulang akan semakin memperkuat sebuah karakter (Kandani, 2010)

Pilar-Pilar Karakter

Pilar-pilar karakter yang ada dalam diri manusia dapat dipakai untuk mengukur serta menilai watak dan perilakunya ada enam (Mu’in,2011), yaitu :

  1. Respect (Penghormatan); Jika kita menghormati seseorang, maka orang itu akan merasa aman dan Hormat dapat ditunjukkan dengan bersikap sopan, membalas dengan baik hati (sikap / pemberian), bersikaptoleran,terbukadanmenerimaperbedaanjugapendapatorangl ain.

Karakteristiknya yaitu toleransi, penerimaan, otonomi kemandirian tidak ketergantungan, privasi, non kekerasan, courteous, polite, dan concerned.

  1. Responsibility (Tanggung Jawab); Orang yang tidak / lari dari tanggung jawabnya merupakan orang yang berkarakter buruk dan identik dengan tidak disukai orang lain. Istilah yang berkaitan dengan tanggung jawab yaitu; tugas, hukum/undang-undang, kontrak, janji, pembagian kerja, kewajiban dalam hubungan, prinsip etis universal, ketetapan agama, akuntabilitas, yang ingin diraih, pandangan positif kedepan, bijaksana, masuk akal, manajemen waktu, pengaturan sumber daya, tim kerja, kemandirian keuangan dan motivasi diri. Semua yang akan kita lakukan akan dimintai pertanggung jawaban, maka harus dipertimbangkan secara baik dan tidakterburu-buru.
  2. Citizenship – Civic Duty (Kesadaran Berwarganegara); prinsip kewarganegaraan itu adalah sebuah tugas (kewajiban), hak tindakan dan tanggung jawab seluruh warga negara untuk mewujudkan

terciptanya kesejahteraan publik dan menghormati hak-hak individu. Semua warga harus menjalankan dan mematuhi aturan- aturan undang-undang, membayar pajak, memberi suara dalam pemilihan, dll. Kewajiban kita menghormati antar suku, agama dan ideologi yang berbeda, toleransi, menghormati antar umat beragama, menciptakan ketertiban bersama, menjamin tiap rang bebas berpendapat dan memeluk keyakinan yang tidak menimbulkan kekerasan. Semua akan berjalan dengan baik jika semua warga sadar akan hak dankewajibannya.

  1. Fainess (Keadilan dan Kejujuran); Ada beberapa aspek yang harus dilihat saat kita berbicara tentang keadilan, baik dalam pikiran maupun perbuatan. Keadilan menurut Aristoteles dibagi menjadi dua, keadilan distributif (berlaku dalam hukum publik) dan keadilan korektif (fokus pada pembetulan sesuatu yang salah). Menurut John Rawls, keadilan adalah memaksimalkan kemerdekaan, kesetaraan bagi semua orang dan kesetaraan kesempatan untuk kejujuran dan penghapusan pada ketidaksetaraan berdasarkan kelahiran dan kekayaan. Sikap yang layak dilakukan tiap individu adalah memberikan hak-hak pada semua orang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan usahanya. Kejujuran dan keadilan penting untuk melihat dan
  2. Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); Kepedulian adalah seseorang yang dapat merasakan apa yang terjadi pada orang lain, yang terkadang menunjukkannya dengan tindakan memmberi bahkan melibatkan diri dengan orang tersebut. Individualisme dan liberalisme merusak sifat kepedulian manusia sebagai makhluk sosial. Kebobrokan mentallah yang membuat seseorang menjadi tidak peduli terhadap
  3. Trustworthiness (Kepercayaan); Jika kepercayaan hilang, maka timbullah sikap individualisme, saling menghianati, ingkar janji dan suka Terdapat empat elemen penting dalam

kepercayaan, yaitu integritas, kejujuran, menepati janji dan kesetiaan, jika empat elemen itu dipegang teguh maka kepercayaan akan didapat dari oranglain.

Menurut Suyanto dalam buku Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia (Azzet, 2011) dalam nilai-nilai luhur secara universal, paling tidak mempunyai sembilan pilar karakter, jika kesembilan pilar tersebut dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, maka pendidikan karakter yang diharapkan dapat tercapai, sembilan pilar tersebutyaitu:

  1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; pilar terpenting dalam kehidupan manusia adalah mencintai Tuhan dan ciptaan-Nya, dengan mencintai Tuhannya, maka kehidupannya penuh kebaikan. Sedangkan mencintai ciptaan-nya yaitu mencintai segala yang ada di alam ini (manusia, hewan, tumbuhan,dll).
  2. Kemandirian dan tanggung jawab; tanpa adanya rasa tanggung jawab pada diri manusia maka ia tidak lebih dari seorang yang akal sehatnya tidak berguna, minimal ia harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri sebelum pada
  3. Kejujuran / amanah; kunci sukses seseorang dalam menjalin hubungan sengan orang lain salah satunya adalah berjiwa amanah. Jika seseorang tidak amanah dan tidak jujur maka akan gagal dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan ia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang akan merugikan
  4. Hormat dan santun; pilar ini dibutuhkan agar dalam kehidupannya dapat menjalinsuatukerjasamadengandamaidanmenyenangkan.Jikatidakm empunyai rasa hormat dan sopan santun maka akan dirasa oleh orang lain angkuh dan
  5. Dermawan, suka menolong dan kerja sama; Sifat-sifat ini hanya dimiliki orang-orang yang berjiwa besar. Menjalankan sifat ini harusnya tanpa syarat apapun (harus kaya, memilah dan memilih

siapa yang akan ditolong,dll).

  1. Percaya diri dan pekerja keras; Jika seseorang tidak mempunyai rasa percaya diri yang kuat maka orang tersebut akan merasa ragu- ragu dalam melangkah bahkan gagal dalam kehidupannya. Sifat percaya diri dan pekerja keras dibangun bersamaan maka orang tersebut akan menjadi sosok yang tangguh dan tidak mudah menyerah dalam menjalani
  2. Kepemimpinan dan keadilan; Setiap manusia akan menjadi pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri. Jiwa kepemimpinan yang baik harus memiliki suatu karakter keadilan pula, karena tanpa keadilan, seorang pemimpin akan berbuat zalim dan menghancurkannegara.
  3. Baik dan rendah hati; Bumi ini akan rusak jika seseorang tidak baik dan rendah hati. Jika sifat ini tidak ditanamkan, maka akan membuat orang menjadi sombong terhadap orang lain dan gagalah pendidikan yang seharusnya mencetak siswa yang cerdasintelektualnya.
  4. Toleransi, kedamaian dan kesatuan; Pilar inilah yang terpenting, dimana toleransiberagamaakanmenciptakan suatu kedamaiandankesatuandinegeri kita tercinta. Akan timbul rasa ama dan tidak merusak tatanan kehidupan di bumi

Tujuan Menanamkan Pendidikan Karakter bagi KarakteristikSiswa

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggarisbawahi lima hal dasar yang menjadi tujuan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang diharapkan menciptakan manusia Indonesia yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelima hal dasar tersebut adalah: a.Manusia Indonesia harus bermoral, berahlak, dan berperilaku baik, b. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan rasional,

berpengetahuan dan memiliki daya nalar tinggi. c. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang inovatif dan mengejar kemajuan serta bekerja keras mengubah keadaan. d. Harus bisa memperkuat semangat, seberat apapun masalah yang dihadapi jawabannya selalu ada, e. Manusia Indonesia harus menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa dan negara serta tanah airnya. Presiden sangat berharap pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini akan berdampak positif pada tahun-tahun mendatang, dengan muncul dan lahirnya manusiaIndonesia yang unggul. Dengan demikian, Indonesia bisa mengejar ketertinggalannya.

Ratna Megawangi menjelaskan tentang tujuan dari pendidikan karakter, yaitu : a. Membangun dan membentuk karakter anak yang mempunyai intelektualitas dan kematangan emosi yang dibingkai dengan nilai-nilai ruhiyah, b. Membantu anak mengembangkan kecerdasan yang optimal dalam aspek kognitif, emosional dan spiritual (multiple intelligences), c. Membantu anak mencapai keseimbangan fungsionalisasi otak kiri danotak kanan yang dibingkai dengan nilai-nilai ruhiyah, d. Menguasai Life Skill (kecakapan hidup): problem solver, komunikator yang efektif, mudah beradaptasi, mampu menghadapi tantangan dan berani mengambilresiko.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka tujuan dari pendidikan karakter adalah merubah seorang individu menjadi sosok yang lebih baik dan unggul, baik dilihat dari segi intelektual, kematangan emosi, kecerdasan kognitif, emosional dan spiritual serta skill yang dimiliki masing-masing individu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan cara memberikam Angket atauKuesioner terhadap siswa siswi SMK Abdurrab Pekanbaru.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Abdurrab Pekanbaru pada bulan Januari 2020.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi semua siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru.Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i SMK Abdurrab Pekanbaru kelas X dan XI yang diambil secara acak yang berjumlah 100 orang.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang berisi pertanyaan.

Prosedur penelitian

  1. Penguji menyiapkan lembar Angket kepada sampel yang telah dipilih secara acak kepada 100
  2. Penguji membagikan sampel secara acak kepada siswa/i kelas X dan XI sebanyak 100 orang dengan secara
  3. Penguji memberi waktu 20 menit untuk menyelesaikan kepada sampel pertanyaan yang telah di sediakan oleh
  1. Data yang diperoleh sampel sebanyak 100 orang dikumpulkan kepada penguji yang nantinya akan di
  2. Penguji menghitung dengan rumus
  3. Penyaji menyajikan data atau survey diagram / grafik yang telah didapatkan selama

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dibagi dalam dua variable yakni:

  1. Variable independen (variable bebas), yang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran leadership
  2. Variabel dependen (variable terikat), yang menjadi variable terikatnya adalah pencapaian karakter siswa

Teknik Analisa Data

Analisa data menggunakan uji dependen yaitu membandingkan kedua kelompok sampel yang sama.Berdasarkan masalah yang diteliti yaitu “Pengaruh pembelajaran leadership dalam membentuk karakter siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan cara menghitung presentase hasil kuisioner pada setiap pilihan jawaban.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada penelitian ini siswa-siswi SMK Abdurrab Pekanbaru diberikan angket secara acak kepada siswa/I untuk mendapatkan hasil dari progam Leadership yang telah di berikan penguji kepada sampel yang dilakukan selama seminggu.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kuesioner kelas X dan XI

Jawaban Persentase

No Pertanyaan

Ya

Tidak

Ya

Tidak

1 Apakah setelah belajar Leadership, saya menjadi

70

30

70%

30%

lebih percaya diri?

    

2 Apakah setelah belajar Leadership, saya bisa

83

17

83%

17%

membagi/mengelola waktu saya untuk istirahat,

    

belajar dan bermain/hobi?

    

3 Apakah setelah belajar Leadership, saya lebih bisa

63

37

63%

37%

mengelola keuangan pribadi saya dan menabung?

    

4 Apakah setelah belajar Leadership, saya lebih

80

20

80%

20%

dapat meningkatkan kemampuan saya berbicara di

    

depan umum?

    

5 Apakah setelah belajar Leadership, saya bisa

60

40

60%

40%

bangun lebih pagi dan produktif dalam belajar?

    

6 Apakah setelah belajar Leadership, saya merasa

87

13

87%

13%

lebih empati terhadap perasaan teman/kerabat

    

saya?

    

7 Apakah setelah belajar Leadership, saya masih

13

87

13%

87%

mengaggap berbohong adalah hal sepele?

    

8 Apakah setelah belajar Leaderhip, saya masih

23

77

23%

77%

tidak percaya diri dalam ulangan/ujian?

    

9 Apakah setelah belajar Leadership, saya tertarik

90

10

90%

10%

untuk mengikuti organisasi kepemimpinan?

    

10 Apakah setelah belajar Leadership, saya dapat

97

3

97%

3%

mempertanggung jawabkan apa yang telah di

    

bebankan kepada saya?

    

11 Apakah setelah belajar Leadership, saya bisa

97

3

97%

3%

menerapkan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan,

    

santun) dalam kehidupan sehari-hari?

    

12 Apakah setelah belajar Leadership, saya menjadi

97

3

97%

3%

semangat dalam membantu orang-orang sekitar?

    

13 Apakah setelah belajar Leadership, saya bisa

97

3

97%

3%

menerapkan nilai-nilai kepemimpinan dalam

    

kehidupan sehari-hari?

    

14 Apakah setelah belajar Leadership, saya bisa

97

3

97%

3%

menerapkan nilai-nilai kepemimpinan dalam

    

kehidupan sehari-hari?

    

15 Apakah setelah belajar Leadrship, saya mampu

90

10

90%

10%

mengendalikan suatu organisasi?

    

16 Apakah setelah belajar Leadership, saya mampu

97

3

97%

3%

menyelesaikan suatu masalah?

    

17 Apakah setelah belajar Leadership, saya dapat

97

3

97%

3%

menyampaikan segala informasi dengan jujur?

    

18 Apakah setelah kamu belajar Leadership, saya

100

0

100%

0%

dapat merasa puas dan terhadap keadilan di

    

tempat kerja?

    

19 Apakah setelah kamu belajar Leadership, saya

100

0

100%

0%

dapat menghargai hasil kerja sendiri?

    

20 Apakah setelah kamu belajar Leadership, saya

100

0

100%

0%

mampu memegang suatu organisasi?

    

Rata-rata

  

81,9%

18,1%

Tabel.4.2 Kriteria Analisis Deskriptif Data

No

Rentang %

Skor Kriteria

1

81% - 100%

Sangat baik

2

61% - 80%

Baik

3

41% - 60%

Cukup

4

21% - 40%

Kurang

5

0% - 20%

Kurang sekali

Pembahasan

Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran leadership

Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran leadership pada kelas X dan XI namun peneliti hanya menganalisis 100 siswa untuk diketahui bagaimana respon mereka setelah belajar leadership di SMK Abdurrab Pekanbaru.Dari hasil pembagian angket diatas,responden yang menjawab ya pada pertanyaan pertama adalah 70% dan tidak sebanyak 30% sehingga dapat diuraikan bahwa siswa menjadi lebih percaya diri setelah belajar leadership. Ini dikarenakan siswa harus lebih terampil dalam menyampaikan atau menunjukkan sesuatu pada khalayak umum.Para responder menunjukkan respon yang baik.

Frekuensi Leadership para Siswa

Dari penelitian yang kami lakukan pada pertanyaan kedua adalah 83% responden menjawab ya dan 17% tidak.Ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengelola keuangan mereka dengan baik.Dibalik sulitnya dalam mengelola keuangan diusia remaja karena kebutuhan yang tidak sedikit.Namun para responder menunjukkan respon yang sangat baik.

Kemudian penelitan kami juga menghasilkan 23% responden menjawab ya dan 77% responden menjawab tidak pada pertanyaan ke delapan.Ini menunjukkan bahwa siswa dapat meyakini dirinya sendiri untuk percaya diri dan yakin dengan jawaban mereka pada saat ulangan harian maupun ujian.

Pengaruh Leadership terhadap Produktifitas Siswa

Dari data tadi kita dapat melihat bahwa ternyata sudah banyak siswa yang berhasil mengembangkan karakter mereka setelah belajar leadership.Kemudian dari hasil penelitian kami juga menemukan bahwa 60% responder menunjukkan bahwa mereka dapat bangun lebih pagi dan produktif dalam belajar.Meskipun 40% responder masih menunjukkan

jawaban tidak dengan alasan pada malam hari mereka sibuk belajar sehingga tidur larut malam dan menyebabkan terlambat bangun pagi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pembelajaran leadership untuk membangun karakter siswa/I SMK Abdurrab Pekanbaru dapat disimpilkan :

  1. Presentasi pengaruh pembelajaran leadership terhadap pembentukan karakter siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru adalah 81,9%.Dan dapat di nyatakan bahwa siswa/i mempunyai karakter yang bertanggung jawab,disiplin, amanah, dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang
  2. Bahwa telah terbukti dalam penelitian yang kami terapkan kepada siswa/I kelas X dan XI sangat membentuk karakter kepempinan yang baik, tentunya sebagai landasan utama yang harus di miliki oleh siswa/i dalam berkembangnya era yang semakin maju ini dapat membawa genarasi muda menjadi lebih

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian,maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut:

  1. Bagi peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian pengaruh progam mentoring pada peningkatran karakter siswa di SMK Abdurrab Pekanbaru
  2. Bagi masyarakat agar dapat mengenalkan pembelajaran leadership untuk membangun karakter
  3. Bagi institusi tetap menerapkan progam leadership sebagai dasar membentuk karakter lebih maju dan cerdas untuk generasi .