106-metode-penelitian-pengertian-tujuan-jenis

Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu

PEMANFAATAN SARI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas poiret) SEBAGAI ZAT PEWARNA PADA PEWARNAAN GRAM TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureusDAN Escherichia coli

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar merupakan salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang memiliki jumlah produksi cukup melimpah. Menurut Badan Pusat Statistik (2011), produksi ubi jalar di Indonesia, yaitu sekitar 2.438.076 ton per tahunnya.

Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) merupakan tumbuhan merambat yang hidup disegala cuaca, didaerah pegunungan maupun di pantai, khususnya di Pulau Jawa sehingga mudah didapat, harganya relatif murah, tidak memberikan efek merugikan bagi kesehatan, memiliki kulit dan daging yang berwarna ungu sehingga kaya akan pigmen antosianin yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan varietas lain sehingga dapat digunakan sebagai pewarna baik (Winarti, dkk,. 2010).

Antosianin merupakan metabolit sekunder golongan flavonoid dan polifenol yang dapat berperan sebagai antioksidan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa beberapa flavonoid yang terdapat didalam ubi jalar ungu memiliki khasiat antioksidan, karena mikronutrien yang merupakan gugus fitokimia dari berbagai bahan makanan yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan tersebut diyakini sebagai proteksi terhadap stres oksidati Pada saat sekarang ini, penggunaan zat warna sudah semakin luas terutama dalam makanan dan minuman, tetapi penggunaan zat warna juga dilakukan pada bidang kesehatan khususnya bidang laboratorium mikrobiologi. Mahalnya harga dan sulitnya mendapatkan pewarna yang digunakan untuk praktikum di laboratorium mikrobiologi

1

2

Salah satu cara mengklasifikasikan bakteri di laboratorium adalah dengan pewarnaan Gram dimana bakteri dibagi kedalam dua kelompok yakni bakteri Gram positif berwarna ungu dan bakteri Gram negatif berwarna merah. Salah satu bakteri Gram positif yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu Staphylococcus aureus, dan bakteri Gram negatif yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu Escherchia coli.

Pewarnaan Gram dilaboratorium dilakukan dengan menggunakan larutan gentian violetyang berfungsi untuk mengikat bakteri Gram positif dengan memberikan hasil warna ungu dan larutan karbol fuchsin yang berfungsi mengikat bakteri Gram negatif yang memberikan hasil warna merah muda. Sebagai contoh, zat warna alami dapat digunakan sebagai pewarna yaitu menggunakan zat warna dari ekstrak bunga kecombang menghasilkan warna merah muda hingga merah tua yang stabil pada sediaan lipstik. Berdasarkan perkembangan pewarna alami yang dapat digunakan sebagai zat warna dan masih sedikit pemanfaatan ubi jalar ungu, maka diperlukan suatu inovasi dan kreasi mengenai pengolahan ubi jalar ungu untuk dijadikan sebagai zat pewarna alternatif pada pewarnaan Staphylococcus aureusdan Escherichia coli.

2

 

Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuniarti dan Misbach (2016), menunjukkan adanya kandungan senyawa antosianin yang dapat mewarnai bakteri Staphylococcus aureus Gram positif di Poltekkes Kemenkes Kendari. Berdasarkan latar belakang dia atas maka perlu dilakukan penelitian tentang Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas poiret) Sebagai Zat Pewarna pada Pewarnaan Gram terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

3

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah bagaimanakah pengaruh sari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) sebagai zat warna pada pewarnaan Gram terhadapa bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah sari ubi jalar ungu dapat dijadikan sebagai zat warna pada pewarnaan Gram terhadapa bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Tujuan Khusus

  1. Untuk mengetahui apakah sari ubi jalar ungu dapat dimanfaatkanmemberi warna ungu pada pewarnaan Gram terhadap bakteri Staphylococcus aureusdan Escherichia coli
  2. Untuk mengetahui apakah sari ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai pengganti Larutan Gentian Violet dan carbol fuchsinpada pewarnaan Gram terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti

Memberikan informasi tentang pemanfaatan sari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) sebagai zat pewarna pada pewarnaan Gram terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

Bagi Instansi Pendidikan

4

Menambah referensi perpustakaan SMK Jurusan Analis Kesehatan Yayasan Abdurrab Pekanbaru khususnya dalam bidang mikrobiologi

Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan mengenai peermanfaatan kekayaan alam khususnya dalam bioteknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  • Ubi Jalar Ungu(Ipomoea batatas poiret)

Klasifikasi Ubi Jalar Ungu

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea batatas poiret

Morfologi Ubi Jalar Ungu

Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim (annual) yang memiliki susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah dan biji Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, dan tipe pertumbuhannya tegak atau merambat (menjalar). Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata, sedangkan bagian ujung daunmeruncing.Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, namun adapula yang bersifat menjari.Bunga ubi jalar berbentuk mirip “terompet”, tersusun dari lima helai daun mahkota, lima helai daun bunga, dan satu tangkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-unguan.Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200 g -250 g per ubi.

5

6

Kulit ubi berwarna putih, kuning, ungu, atau ungu kemerah-merahan.Daging ubi berwarna putih, kuning, atau jingga sedikit ungu. Ubi yang berkadar tepung tinggi rasanya cenderung manis. Ubi jalar tergolong pada tumbuhan semak bercabang, batang gundul atau berambut, kadang-kadang membelit, bergetah, keunguan, panjang sampai 5 m. Panjang tangkai daun mencapai 4- 20 cm. Helaian daun lebar dan berbentuk telur sampai membulat dengan pangkal yang berbentuk jantung atau terpacung, bersudut sampai berlekuk kadang-kadang berbagi menjari 3-5 dalam. Karang bunga di ketiak, bentuk payung dan berbunga satu. Daun pelindung kecil, daun kelopak memanjang, 10bulat telur, runcing, mahkota bentuk lonceng sampai bentuk terompet, ungu muda, panjang 3-4,5 cm

  • Kandungan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas poiret)

Ubi jalar ungu(Ipomoea batatas poiret) adalah jenis umbi-umbian yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan umbi lainnya karena memiliki kandungan zat gizi yang beragam.kandungan utama ubi jalar ungu adalah pati.kandungan pati pada ubi jalar ungu terdiri dari 30-40% amilosa dan 60- 70% amilopektin. Ubi jalar ungu juga memiliki kadar serat pangan yang tinggi yaitu4,72% per 100 gram.selain itu ubi jalar ungu juga mengandung banyak sumber antioksidan yang berasal dari antosianin,vitamin C,vitamin E dan betakaroten.ubi jalar ungu ,memiliki kandungan antosianin yang paling tinggi dibanding dengan ubi jalar lainnya,yaitu sebesar 110,51 mg/100 g. Kandungan betakaroten sebesar 1.208 mg dan vitamin C sebesar 10,5 mg. Antosianin merupakan metabolit sekunder golongan flavonoid dan polifenol yang dapat berperan sebagai antioksidan.berbagai macam penelitian membuktikan bahwa beberapa flanofoid yang terdapat dalam ubi jalar ungu memiliki khasiat antioksidan ,karena mikronutrien yang merupakan gugus fitokimia dari berbagai bahan makanan yang berasal dari tumbuh tumbuhan tersebut

7

diyakini sebagai proteksi terhadap stress oksidatif.salah satu jenis flanoid dari tumbuh-tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin.

Antosianin (zat warna ubi jalar ungu )

Ubi jalar ungu mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi daripada ubi jalar lain. Pigmennya lebih stabil bila dibanding dengan antosianin dari sumber lain seperti kubis merah, blueberries, dan jagung merah. Total kandungan antosianin ubi jalar ungu adalah 519 mg/100g berat basah(Kumalaningsih,2006)

Anthosianin berasal dari bahasa Yunani yaitu”anthos” yang berarti bungadan “kyanos” yang berarti biru gelap dan termasuk senyawa flavonoid. Anthosianinmerupakan senyawa yang larut air dan menyebar di dunia tumbuh-tumbuhan. Warnayang terbentuk dari kandungan antosianin ini biasanya tidak dibentuk oleh satupigmen saja tapi dibentuk dari beberapa pigmen, umumnya buah-buahan dan sayuranterdiri dari 4-6 pigmen (Kumalaningsih,2006)

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam.Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning yang terdapat dalam tanaman. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid yang lain bagi tumbuhan adalah sebagai zat pengatur tumbuh, pengatur proses fotosintesis, sebagai zat antimikroba, antivirus dan antiinsektisida. Beberapa flavonoid sengaja dihasilkan oleh jaringan tumbuhan sebagai respon terhadap infeksi atau luka yang kemudian berfungsi menghambat fungsi menyerangnya (Kristanti, et.al, 2008).

Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur senyawa aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau dengan glikosilasi (Kumalaningsih, 2006).Pada pH < 2,

8

antosianin berada dalam bentuk kation (ion flavilium), tetapi pada pH yang sedikit asam, bentuk kuinonoid yang terbentuk.Bentuk ini dioksidasi dengan cepat oleh udara dan rusak, oleh karena itu pengerjaan terhadap antosianin aman dilakukan dalam larutan yang asam (Kristanti, et.al, 2008).

Antosianin adalah kelompok zat warna yang berwarna merah dan biru.Zat warna antosianin tersusun dari sebuah aglikon antosianin (antosianidin) yang teresterifikasi dengan molekul gula yang bisa satu atau lebih. Gula yang sering ditemukan adalah glukosa, ramnosa, galaktosa, xilosa, dan arabinosa (Afrianti,2008).

Antosianin terdiri atas 3 gugus penting, yaitu: aglikon (antosianidin), glikon:glukosa, fruktosa, arabinosa dan asam organik:asam kumarat, asam kafeat, asam ferulat. Sedangkan warna yang ditampilkan tergantung, pada konsentrasi rendah berwarna ungu dan konsentrasi tinggi berwarna hitam, pH rendah berwarna merah (pH 3), biru violet (pH 8,5), pH tinggi berwarna biru tua (pH 11) dan warna antosianin tergantung dari pigmen lain yang terkandungdidalamnya(Pujimulyani,2009)

Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan DenmarkHans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan

9

karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.

Escherichia coli

Escherichia coli,atau biasa disingkat E.coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin., sehingga menghentikan sintesis protein.[1] Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.E.Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah bakteri lain di dalam usus.

  1. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika.Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.Negara-negara di eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar.

Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompokyang tidak

10

teraturseperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri (Jawetz et al., 1995). Weese (2002), menyatakan bahwa kuda dapat terinfeksi oleh S. aureus seperti infeksi pada luka, persendian, dan berbagai organ lain. Infeksi S. aureus pada kuda telah menghasilkan berbagai penyakit klinis seperti, pneumonia, arthritis, dermatitis, osteomyelitis, metritis, endokarditis, supuratif, folikulitis, septicemia, dan selulitis pada hewan (Ryan et al., 1994).

BAB III METODE PENELITIAN

DesainPenelitian

Penelitianinibersifatexperiment laboratorysecarain vitroyaitumelihat sari ubijalarungudalammemberikanwarnapadabakteri.Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

WaktudanTempatPenelitian

Penelitianinitelahdilakukanpadabulan November 2018 di LaboratoriumBakteriologi SMK

AbdurrabPekanbaruJurusanTeknologiLaboratoriumMedik

Sampel

Sampelpadapenelitianiniadalahubijalarungu (Ipomoea batataspoiret) yang dibeli diPasarPusat Kota Pekanbarudankemudiandiambilsarinya

AlatdanBahan

  • Alat

Jembatanpewarnaan, pipet tetes, lampuspritus, objek glass, osecincin, kertassaring, mikroskop, parutan, dancutter.

 Bahan

Gentien violet 10 ml, lugol, alcohol95-96% : 95 ml, danCarbol Fuchsin 10 ml.

12

ProsedurKerja 11

  • Pengambilan Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batataspoiret)
    1. Kupas kulit ubi jalar ungukemudiancucibersihubijalarungudankeringkan
    2. Parut ubi jalar ungu kemudian timbang sebanyak 100 gr
    3. Perasubijalarungu yang telahdiparutdenganmenggunakankain flannel, selanjutnyasaringdenganmenggunakankertassaring
  • Pembuatan Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batataspoiret) pH Asam dan pH Basa
    1. Masukan sari ubi jalar ungu kedalam beaker glass kemudian teteskan larutan HCl tetes demi tetes sampai pH larutan menjadi asam
    2. Masukan sari ubi jalar ungu kedalam beaker glass kemudian teteskan larutan NaOH tetes demi tetes sampai pH larutan menjadi basa
  • Pewarnaan GramMenggunakan Sari UbiJalarUngu(Ipomoea batataspoiret) pH Asam
    1. MembuatpreparatmenggunakanbiakanmurniEscherichia coli
    2. Kemudianpreparatdigenangidengan gentian violetselama 1 menit
    3. Setelah 1 menitbilasdengan air mengalir, selanjutnyagenangidenganlarutanlugolselama1 menit, setelah 1 menitbilasdengan air mengalir
    4. Kemudiangenangidenganalcoholselama 30 detik
    5. Selanjutnyagenangidenganlarutansari ubi jalar ungu pH asamselama 1 menit.
    6. Hasil pengamatandapatdilihatsecaramikroskopisdenganperbesaranobjektif 100x

13

  • Pewarnaan GramMenggunakan Sari UbiJalarUngu(Ipomoea batataspoiret) pH Basa
    1. MembuatpreparatmenggunakanbiakanmurniSthapylococcusaureus
    2. Kemudianpreparatdigenangidengan sari ubijalarungu pH basaselama 1 menit
    3. Setelah 1 menitbilasdengan air mengalir, selanjutnyagenangidenganlarutanlugolselama1 menit, setelah 1 menitbilasdengan air mengalir
    4. Kemudiangenangidenganalcoholselama 30 detik
    5. Selanjutnyagenangidenganlarutancarbolfuchsinselama 1
    6. Hasil pengamatandapatdilihatsecaramikroskopisdenganperbesaranobjektif 100x

Pewarnaan Gram sebagai Kontrol

  1. Membuatpreparatmenggunakanbiakanmurni aureusdan E. coli
  2. Kemudianlakukanpewarnaan gram, preparatcontroldigenangidenganlarutanGentian Violetselama 1 menit
  3. Setelah 1 menitbilasdengan air mengalir, selanjutnyadigenangidenganlarutanlugolselama 1 menit, setelah 1 menitbilasdengan air mengalir
  4. Kemudiangenangidenganlarutanalcoholselama 30 detik
  5. Selanjutnyagenangidenganlarutancarbolfuchsin1 menit

14

Analisa Data

Data disajikandalamtabeldandianalisasecaradeskriptif.Analisa data deskriptifdilakukanuntukmemperolehpadasetiapvariabledarihasilpenelitian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi SMK Abdurrab Pekanbaru tentang larutan sari ubi jalar ungu yang telah dibuat sebagai eksperimen dan Larutan gentian violetdan carbol fuchsin sebagai kontrol dijadikan zat pewarna pada preparat yang menggunakan bakteri kultur murni S. aureusdan Escherichia coli, kemudian dilakukan pengamatan secara mikroskopis. Hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat dibawah ini pada tabel 4.1. Hasil pengamatan mikroskopis

Tabel 4.1

Hasil Pengamatan MikroskopisPewarnaan dengan Ubi Jalar Ungu Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

PENGUJIAN POST TEST

Eksperimen

Hasil pewarnaan gram bentuk

coccus, berwarna violet kemerahan, bakteri gram positif

Hasil pewarnaan gram bentuk

basil, berwarna merah, bakteri gram negatif

Tabel 4.1 diatas dapat dilihat hasil pengamatan bakteri bentuk coccus pada bakteri Staphylococcus aureus dengan warna violet kemerahan pada pewarnaan gram dari kelompok eksperimen yang menggunakan larutan sari ubi jalar sebagai pengganti larutan Gentian Violet dan kelompok kontrol yang menggunakan Larutan Gentian Violet. Dan pada bakteri bentuk basil pada Escherichia coli dengan warna merah pada

15

16

pewarnaan gram dari kelompok eksperimen yang menggunakan larutan sari ubi jalar ungu sebagai pengganti larutan carbol fuchsin.

Gambar4.1 Hasil Pengamatan Mikroskopis


  • (b)
  • (d)

Keterangan : (a) Gambar kontrol untuk S. aureus (b) Gambar hasil dengan pewarnaan ubi jalar ungu pada S. aureus (c) Gambar kontrol untuk E. Coli (d) Gambar hasil denagn pewarnaan ubi jalar ungu pada E.coli

17

Pada gambar 1 diatas dapat dilihat hasil pengamatan bakteri bentuk coccus pada bakteri S. aureus dengan warna violet kemerahan pada pewarnaan Gram dari kelompok eksperimen yang menggunakan larutan sari ubi jalar ungu pH basa sebagai pengganti larutan gentian violet . Dan pada bakteri bentuk basil pada Escherichia coli dengan warna merah pada pewarnaan Gram dari kelompok eksperimen yang menggunakan larutan sari ubi jalar ungu pH asam sebagai pengganti larutan carbol fuchsin.

Pembahasan

Dalam penelitian ini sesuai dengan pembuatan sari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) sebagai bahan eksperimen yang berfungsi sebagai zat pewarna alternatif pada pewarnaan bakteri gram positif S. aureusdan bakteri gram negatif E. coli. Sari ubi jalar ungu diperoleh dari parutan umbi ubi jalar yang terlebih dahulu dikupas kulitnya kemudian dicuci hingga bersih kemudian dikeringkan.

Berdasarkan studi literature mengatakan bahwa ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) dapat digunakan sebagai pewarna alami pada makanan dan pigmen alami yang terkandung didalam ubi jalar ungu yaitu pigmen antosianin termasuk dalam golongan flavonoid yang merupakan senyawa fenol ini sama dengan kandungan yang terdapat dalam gentian violetdan carbol fuchsin. Pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan perlakuan yang sama yaitu kultur murni S.aureus dibuat preparat kemudian masing-masing diwarnai, preparat pertama digunakan sebagai kontrol yang diwarnai dengan gentian violet dan preparat lainnya digunakan sebagai eksperimen. Pada kelompok kontrol diwarnai menggunakan gentian violet, lugol, alkohol, carbol fuchsin, sedangkan pada kelompok eksperimenpertama diwarnai dengan sari ubi jalar ungupH basa, lugol, Alkohol, dan carbol fuchsin, pada eksperimen kedua diwarnai dengan gentian violet, lugol, alkohol, dan sari ubi jalar ungu pH asam.Hasil pewarnaan dilihat menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x. Pada pewarnaan untuk kontrol bakteri gram positif dan negatif akan mengikat larutan warna gentian violetdan carbol fuchsin. Ketika diamati dibawah mikroskop

18

bakteri ini berbentuk coccus serta berwaarna ungu dan pada eksperimen pertama bakteri akan mengikat warna (pigmen alami yaitu antosianin) yang terdapat dalam sari ubi jalar ungu pH basa sehingga ketika diamati dibawah mikroskop pembesaran 100x bakteri berbentuk bulat dan menghasilkan warna ungu kemerah-merahan sedangkan pada eksperimen kedua bakteri akan mengikat warna (pigmen alami yaitu antosianin) yang terdapat dalam sari ubi jalar ungu pH asam sehingga ketika diamati dibawah mikroskop pembesaran 100x bakteri berbentuk bulat dan menghasilkan warna kemerah-merahan

Staphylococcus aureus dapat mengikat zat warna dari sari ubi jalar ungu karena pada saat pewarnaan bakteri akan mengikat zat warna pertama yang dipakai yaitu sari ubi jalar ungu. Selain itu, karena dinding sel yaitu peptidoglikan dari bakteri gram positif hanya dapat menyerap larutan yang memiliki pH basa, dimana pH sari ubi jalar ungu yaitu 10. Kemudian pada saat digenangi lagi dengan larutan Lugol maka zat warna akan lebih melekat, karena larutan Lugol memiliki fungsi untuk melekatkan warna pada dinding sel bakteri, sehingga pada saat pencucian menggunakan alkohol maka warna pada bakteri tidak luntur.

Escherichia coli dapat mengikat zat warna dari sari ubi jalar ungu karena pada saat pewarnaan bakteri tidak akan mengikat zat warna pertama yang dipakai yaitu gentian violet. Selain itu, karena dinding sel yaitu peptidoglikan dari bakteri gram negatif hanya dapat menyerap larutan yang memiliki pH asam, dimana pH sari ubi jalar ungu yaitu 3. Kemudian pada saat digenangi lagi dengan larutan Lugol maka zat warna akan lebih melekat, karena larutan Lugol memiliki fungsi untuk melekatkan warna pada dinding sel bakteri, sehingga pada saat pencucian menggunakan alkohol maka warna pada bakteri tidak luntur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Sari ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas poiret ) dapat dimanfaatkan sebagai zat alternatif pada pewarnaan Gram terhadap bakteri Staphylococcus aureus
  2. Sari ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas poiret ) dapat dimanfaatkan sebagai zat alternatif pada pewarnaan Gram terhadap bakteri Escherichia coli

Saran

  1. Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan sari ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas poiret ) terhadap jenis pewarnaan bakteri lainnya
  2. BagiInstitusiPendidikanagar mendapat tambahanilmu dan berbagai pengetahuan tentang pemanfaatan sari ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas poiret ) serta dapatmengembangkan ilmudan pengetahuan
  3. Disarankan pada masyarakat untuk memanfatkan kekayaan yang ada di alam, terutama untuk masalah pengetahuan dan bioteknologi.